Talismans and Ritual Acts to Improve Your Luck


"Luck is what happens when preparation meets opportunity.” (Lucius Annaeus Seneca)

Belum lama ini saya membaca kembali sebuah buku lama berjudul “Improve Your Luck & Your Wildest Dreams Can Come True” terbitan MicroMags tahun 2000. Buku ini yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Interaksara dengan judul “Tingkatkan Keberuntungan dan Impian Paling Ambisius Anda Bisa Menjadi Nyata”. Saat saya baca untuk pertama kalinya 3 tahun yang lalu, buku ini sebenarnya cukup inspiratif dengan mengungkapkan perlunya kekuatan pikiran dan rasa percaya untuk merubah hidup menjadi lebih baik; yang akhirnya dalam beberapa tahun sesudahnya saya kenal dan saya pahami secara lebih luas sebagai “Law of Attraction”.

Namun ada sebuah bab yang cukup mengganjal dalam pikiran saya waktu itu, yang cukup mengurangi apresiasi saya terhadap isi buku ini. Padahal dalam bab-bab sebelumnya saya merasa menemukan suatu inspirasi yang luar biasa. Ada sebuah topik yang membuat saya harus mempertanyakan kembali kebenarannya, yang termuat dalam Bab X yang berjudul: “Ubah Keberuntungan Anda dengan Pesona dan Ritual Keberuntungan”. Isi bab ini menganjurkan pembacanya untuk membuat sendiri kebiasaan atau jimat sebelum melakukan suatu tindakan yang tujuannya untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri dan lebih menjamin terjadinya keberuntungan. Berikut saya sajikan petikan dalam bab tersebut:


Para atlit melakukan hal-hal aneh untuk membawa keberuntungan. Pesona dan ritual keberuntungan membantu para atlit menyiapkan diri untuk suatu pertandingan dengan member mereka rasa mantap, aman, dan bahwa mereka mengendalikan keadaan yang sebenarnya tidak mungkin bisa mereka kendalikan: cuaca, cedera, dan peluang buruk.

Misalnya, Michael Jordan memakai celana pendek gymnasium North Carolina di bawah seragamnya. Di tahun 1982, ia membantu Universitas North Carolina memenangkan kejuaraan bola basket perguruan tinggi nasional; sejak itu, ia selalu mengenakan celana pendek gymnasium UNC – dan sekarang ia orang dengan bayaran tertinggi di dunia olahraga. Ia bukan satu-satunya atlit yang mengenakan celana pendek keberuntungan. Deion Sanders memakai celana pendek petinju yang didekorasi dengan lambang dollar besar berwarna putih ke dan dari setiap pertandingan Dallas Cowboys.

Meskipun banyak orang mengira bahwa nomor 13 adalah angka sial, quarterback Dan Marino dan petenis professional Mary Pierce mengatakan bahwa 13 adalah angka keberuntungan mereka. Dan mengenakan No. 13 dengan Miami Dolphins, dan pada turnamen nasional pertamanya, Mary mengalahkan unggulan pertama di Lapangan 13. Tetapi Juwan Howard mau memakai apa saja selama ada angka 5 di dalamnya.

Apabila Randy Johnson menjadi pitcher pertama dalam sebuah pertandingan, maka ia akan selalu memainkan drumnya dan memakan satu piring besar pancake untuk sarapan.

Banyak atlit punya suatu kebiasaan yang mereka dengan setia lakukan – supaya mereka tetap beruntung.

Troy Aikman hanya punya satu takhayul: teman seregu yang sama harus membantu dia menarik baju jerseynya melewati bantalan bahunya sebelum tiap gim dimulai.

Apakah semua itu manjur? Apakah semua ritual dan benda-benda “sihir” ini membawa tambahan bagi keberuntungan kita? Para ahli berkata bahwa semua itu manjur, meskipun tidak dengan cara yang Anda bayangkan.

“Para atlit top menggunakan ritual ini supaya mereka bisa berkonsentrasi, supaya mereka bisa mengarahkan perhatian mereka pada kinerja mereka,” kata Dr. Bruce Ogilvie, seorang pionir dalam bidang psikologi olahraga.

“Semua manipulasi lahiriah yang kecil ini memungkinkan Anda menentukan apa yang penting; supaya bisa tetap pada saat itu,” Dr. Ogilvie menunjukkan.

Banyak di antara kita mempelajari hal tersebut dari para atlit. Setiap orang bisa menggunakan ritual untuk menghapus gangguan. Jika hari depan Anda menuntut perhatian Anda sepenuhnya – ujian yang harus dilalui, wawancara pekerjaan, sesuatu yang meminta konsentrasi dan keberuntungan – Anda ingin memusatkan perhatian diri Anda pada tugas yang menunggu.

Bagaimana ritual itu secara rinci dilakukan tidaklah penting. Yang penting adalah tujuan di balik ritual tersebut, begitulah pendapat Dr. Joel Kirsch, seorang psikolog olahraga.

Bersama ini beberapa cara Anda bisa menerapkan prinsip ini pada kehidupan Anda sendiri:

Anda bisa punya ritual yang bahkan orang yang sedang memperhatikan Anda tidak akan bisa lihat. Misalnya, apabila Anda naik mobil Anda di pagi hari, ketuk bagian atas setir tiga kali. (Tiga adalah nomor keberuntungan di masyarakat mana saja!).

Hal tersebut akan memberi sinyal, “Aku sedang mengumpulkan kesadaranku akan lingkungan. Aku memulai hariku. Aku mengikuti jalanku sendiri.” Apakah dengan berbuat begitu akan membantu gaji Anda dinaikkan? Bisa jadi.

Atau, apabila Anda pergi kerja, daripada membalikkan halaman kalender harian begitu saja, jadikan kebiasaan tersebut ritual harian.

Berdiri di meja tulis Anda. Berhenti sesaat. Bersihkan pikiran Anda. Pandanglah dengan seksama halaman yang sedang Anda balik, menjadikan gerakan itu lambang meninggalkan hari kemarin di belakang Anda dan mulai dengan tenaga baru menghadapi hari yang baru.

“Ada arti yang lebih mendalam terhadap apa yang sedang Anda lakukan,” kata Dr. Kirsch.


Dari petikan di atas, meskipun pentingnya “jimat” dan kebiasaan ritual telah dijabarkan secara ilmiah, tetap saja saya tidak dapat memaknainya dengan logika saya waktu itu dan lebih saya anggap sebagai wacana provokatif yang sama sekali tidak jelas manfaatnya. Namun setelah saya mengenal “Anchor” (jangkar) dalam ilmu Neuro Linguistik Programming (NLP) serta hipnoterapi yang saya pelajari akhir-akhir ini, baru saya pahami bahwa tindakan ritual dan “jimat” pembantu sukses tersebut nyata-nyata merupakan Anchor yang memang dikreasikan dengan sengaja, bukan sebagai sarana magis ataupun klenik.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Anchor? Anchor merupakan sebuah program dari pemikiran bawah sadar (subconscious mind) yang menghubungkan realita dalam simbol-simbol yang dikenali sistem panca indera (penglihatan, pendengaran, perasaan, pengecap, dan penciuman) dengan keadaan emosional seorang individu, baik yang dipahami oleh pikiran sadar (conscious mind) ataupun tidak. Sebagai contoh adalah ikat pinggang yang bisa menjadi Anchor bagi suatu individu sehingga saat individu tersebut lupa memakainya, ia menjadi gelisah dan tidak percaya diri.

Anchor dapat disadari langsung oleh pikiran sadar (conscious mind) ataupun tidak langsung (terhubung hanya secara langsung pada pikiran bawah sadar). Anchor yang tidak disadari secara langsung ini dapat membuat seolah-olah apa yang dialami individu tidak berkaitan dengan perilakunya. Anchor dapat dibentuk secara sengaja (sadar) maupun pula tidak sengaja, dapat pula diubah, ataupun dihilangkan.

Pelaku hipnoterapis kerap kali menemukan Anchor yang terdapat pada kliennya dan dibentuk tanpa sadar. Misalnya karena klien tersebut pernah mempunyai pengalaman buruk saat berada di dalam lift, maka setiap kali ia melihat lift jantungnya berdebar-debar dan ia merasa gelisah sekali. Padahal pengalaman masa lalunya tersebut bahkan telah dilupakan oleh pikiran sadarnya (conscious mind). Dalam hal ini lift tersebut telah menjadi Anchor bagi klien tersebut sehingga Anchor tersebut harus dihilangkan.

Anchor tidaklah selalu buruk. Banyak pula Anchor yang sengaja dibuat oleh seorang hipnoterapis kepada kliennya untuk mendukung sugesti yang diberikan kepada klien tersebut. Sebagai contoh, klien yang ingin berhenti merokok dianjurkan oleh hipnoterapis untuk menutup hidungnya selama 3 detik pada masa-masa di mana kebiasaan merokok itu timbul (misalnya sesudah makan), dan memang setelah melakukannya, ia benar-benar tidak ingin merokok lagi. Apa yang terjadi? Ternyata pada saat terapi, hipnoterapis tersebut memberikan Anchor kepada kliennya, yaitu menutup hidungnya selama 3 detik, sehingga setelah selesai terapi, klien benar-benar tidak berniat merokok kembali meskipun ia sedang dalam masa-masa dimana ia biasa merokok (sehabis makan, misalnya).

Sebagai contoh lain, pernahkah sewaktu kecil Anda diberitahu oleh teman atau orangtua Anda bahwa mengantongi batu dapat menahan keinginan untuk buang air? Meskipun sebenarnya tidak ada keterkaitannya, namun di masa kecil apabila kita benar-benar mempercayainya nyata-nyata kebiasaan itu efektif untuk dilakukan. Mengapa? Dalam hal ini, sugesti ditimbulkan dari Anchor yang memang dibentuk oleh mitos yang diterima oleh teman atau orangtua Anda, yaitu mengantongi batu.

Dengan pemahaman-pemahaman mengenai Anchor inilah, akhirnya saya menyadari bahwa apa yang dianjurkan dan dijabarkan oleh buku “Improve Your Luck & Your Wildest Dreams Can Come True” memang nyata-nyata bermanfaat dan dapat dipahami dengan logika. Sebuah “jimat” dan kebiasaan-kebiasaan aneh yang menjadi ritual dapat dengan sengaja dibuat dengan pemahaman bahwa hal ini semata-mata digunakan sebagai Anchor bagi pikiran bawah sadar (subconscious mind) kita untuk dapat meningkatkan percaya diri, bukannya karena benda atau kegiatan tersebut mengandung unsur magis di dalamnya.

Apakah kegiatan membuat “jimat” dan kegiatan ritual ini bertentangan dengan norma-norma agama? Saya tidak memiliki kompetensi untuk menjawabnya. Saya pribadi berpendapat bahwa sepanjang kita memahaminya sebagai kegiatan untuk membuat Anchor bagi diri kita dan bukan memaknai unsur magis ataupun klenik di dalamnya, ini berarti kita memanfaatkan anugerah pikiran bawah sadar (subconscious mind) yang memang merupakan karunia yang diberikan oleh Sang Pencipta kepada diri kita untuk disyukuri dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Benda dan kegiatan tersebut bukan merupakan suatu tindakan kontradiktif sepanjang kita tidak bermaksud memberhalakannya sebagai sesuatu yang meminimalisir kepercayaan kita terhadap kuasa-Nya. Namun, bagi Anda yang tidak sependapat dengan saya ataupun masih ragu-ragu, Anda dapat pula membuat Anchor sendiri yang Anda yakini selaras dengan kepercayaan Anda sebelum Anda melakukan sesuatu, semisal dengan kegiatan doa menurut kepercayaan Anda sendiri.

Silakan mencoba dan mengkreasikan sendiri Anchor yang sesuai untuk Anda!

0 comments: