Bagong's Chatters


"Happiness doesn't depend upon who you are or what you have, it depends solely upon what you think." (Dale Carnegie)

Dear friends, dalam kesempatan kali ini saya tuangkan posting saya pada mailing list LingkarLoA@yahoogroups.com pada beberapa kesempatan yang lalu, yang waktu itu saya beri judul: "Celotehan Si Bagong".

Perkenankan saya "urun rembug", sharing, mengeluarkan uneg-uneg dan lain-lainnya seputar LoA menurut pemahaman saya yang dangkal ini. Tiada maksud saya untuk menggurui, ataupun mengarahkan, namun anggaplah saja ini sebagai celotehan Si Bagong akibat pertapaannya dengan gaya "ngelamun sambil 'ngowoh' (saya tidak berhasil mendapatkan kotakatanya dalam Bahasa Indonesia, kira-kira mungkin maksudnya membuka mulut)". Bagong yang berceloteh dengan tujuan untuk "didengar", tanpa keinginan untuk "didengarkan". Bagong yang hanya ingin "diguyu", tanpa niatan untuk "digugu".

Ada keragu-raguan di hati ini karena di balik beberapa keberhasilan LoA yang dilakukan, masih terdapat beberapa LoA pula yang gagal dilakukan...
Saat membaca penuturan Bob Proctor bahwa: "LoA selalu bekerja, terlepas
dari apakah Anda mempercayainya, memahaminya, atau tidak.", sempat terbersit benak Si Bagong untuk bertanya dengan modelling ala Milton Erickson: "Selalu? Apakah tidak pernah tidak bekerja sekalipun??"

Nampaknya Christhoper Reeves yang pernah berharap sembuh dari kelumpuhannya pun gagal, dan hingga akhir hayatnya ia tidak berhasil lepas dari kursi rodanya. Konon Anthony Robbins pernah bercita-cita pula menjadi Presiden AS, namun nama-nama yang menghiasi di media massa saat ini tampaknya malahan Hillary Clinton atau Barrack Obama sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat.

Wah, bukannya Bagong berniat untuk memberikan vibrasi negatif kepada saudara-saudari disini...

Hanya saja, Bagong sempat berpikir...
Apabila Michael J. Losier berkata bahwa pikiran kita menghasilkan getaran energi, dan energi yang sama akan dipancarkan oleh semesta sebagai reaksi akibat dari kesesuaian frekuensi...
Plus penjelasan Dr. John Hagelin dalam "The Secret" bahwa pada hakekatnya hanya ada satu akal dalam semesta (intelegensi, kearifan, kesempurnaan) termasuk pula dalam diri kita sendiri...

Maka apabila digabungkan pula dengan pola motivasi manusia dalam kecenderungannya melakukan sesuatu menurut NLP/NAC: "Avoiding Pain" dan "Gaining Pleasure"...

Mungkinkah dapat disimpulkan pula bahwa semesta pun melakukan pola yang sama, yaitu "Avoiding Pain" dan "Gaining Pleasure" juga??

Maksud Bagong, secara sederhananya kira-kira, sebenarnya setiap kali kita berusaha meng-"attract" sesuatu, bisa jadikah berhasil atau tidaknya kita tersebut ditimbulkan pula oleh faktor-faktor "Avoiding Pain" yaitu menghindari kesengsaraan dari bagian dari semesta itusendiri, (yaitu diri kita sendiri dan orang lain); dan juga "Gaining Pleasure" yaitu memberikan kenikmatan untuk bagian dari semesta itu
sendiri (diri kita dan orang lain pula).

Weleh-weleh, kayaknya masih njimet juga celotehan Bagong ini...

Maksud Bagong kembali, dalam kaitannya dengan orang lain (eksternal), kira-kira saat kita meng-"attract" sesuatu yang kita inginkan, pernahkah kita memikirkan akibatnya bagi orang lain pula, sehingga bisa jadi berhasil tidaknya LoA juga bergantung pada:

1. Adakah orang lain yang dirugikan dari LoA kita? (Semesta melakukan "Avoiding Pain")
Jika kita me-LoA keinginan untuk menjadi pemenang dalam suatu pertandingan olahraga, bukankah orang lain (lawan kita) dikecewakan? Namun apabila kita me-LoA agar kita dapat bertanding dengan kemampuan maksimal kita, nampaknya kompetitor kita akan kalah secara terhormat.
Jika kita me-LoA lawan jenis yang kita idam-idamkan, mungkin belum tentu lawan jenis tersebut menjadi "beruntung" saat mendapatkan kita (ha..ha...)
Namun apabila kita me-LoA potensi diri, karisma, dan rasa percaya diri, menurut hemat Si Bagong hasilnya lebih maksimal...

Dan bisa jadi pula saat kita merasa gagal me-LoA sesuatu, sebenarnya bukanlah kegagalan, namun ada alasan di mana tanpa kita sadari dan ketahui, mungkin terdapat orang yang dirugikan dengan LoA kita. Misalkan kita ingin me-LoA tempat parkir hanya karena kita tidak ingin repot berlama-lama antri, bisa jadi kita tidak mendapatkannya karena ada orang lain yang lebih membutuhkan tempat parkir tersebut, dengan pertimbangan semesta bukan hanya karena orang lain tersebut "tidak ingin repot".

2. Adakah orang lain yang diuntungkan dari LoA kita? (Semesta melakukan
"Gaining Pleasure")
Dengan turut memikirkan hasil yang diterima orang lain apabila LoA kita berhasil, Si Bagong berpikir mungkin vibrasi yang ditimbulkan akan lebih kuat...
Karena apa yang di LoA benar-benar dirasakan dengan emosi yang intens yaitu ketulusan hati nurani... bukan hanya "greedy" semata...

Plus pula, dalam kaitannya dengan diri sendiri (internal), mungkin harus dicermati bahwa bisa jadi saat kita gagal meng-"attract" sesuatu itu karena sebenarnya keinginan kita tersebut bukanlah hal yang terbaik bagi kita. Kalo Om Bandler dan Grinder bilang, "The map is not the terittory." Jadi memang bukan LoA nya yang gagal, tapi Penguasa semesta lebih tahu apa yang sebenarnya kita butuhkan, dan apa yang sebaiknya tidak diberikan, demi kebahagiaan manusia itu sendiri...

Lalu, sampai di sini sempat Bagong berhenti mengetik sejenak karena berpikir, kalau memang semesta melakukan "Gaining Pleasure" kepada diri kita sendiri, kok ya saat kita memikirkan sesuatu yang negatif, semesta mengirimkan hal yang negatif tersebut kepada kita?

Wah, bingung juga nih. Sempat terbersit dalam pikiran Bagong untuk menghapus teks-teks tulisan ini karena kram otak. Namun menurut pertimbangan Bagong yang tidak ingin mikir repot ini (begini cara Bagong ngelesnya kalo lagi ga tau apa-apa...), sebenarnya LoA yang demikian harus terjadi, karena saat kita memikirkan sesuatu yang negatif (ketakutan, kecemasan, kekesalan) rasanya bisa disetarakan juga dengan ketidakbersyukuran kita atas segala sesuatu yang sedang terjadi.

Rasanya susah kan, bersyukur sambil cemas mikirin utang...
Kayaknya susah juga, bersyukur sambil ngomel2 dalam hati karena rekan
kerja ngga komunikatif...
Yang ini ngga kalah susahnya, bersyukur sambil deg-degan karena kuatir
ngga lulus ujian...

Apabila rasa syukur tidak kita indahkan atas apa yang kita rasakan saat ini, nampaknya bukanlah tindakan yang bijak dan tidak menunjukkanketakwaan kita kepada Penguasa semesta. Dalam sudut pandang religi manapun rasanya akan sama-sama sepakat jika apa yang ditanam di dunia ini akan dituai secara serupa, entah itu positif atau negatif... (Yin-Yang, hukum karma, surga neraka, dll.)

Well, rasanya cukup sekian celotehan Bagong yang mungkin ngalor-ngidul ini... yang mungkin pula penuh dengan imajinasi ngawur plus kesimpulan serampangan...
Sebelumnya, atau sesudahnya, atau pula kedua-duanya, mohon dimaafkan apabila terjadi kesalahan kata ataupun makna...

Read More......